Partisipasi Organisasi
Dalam berorganisasi setiap individu dapat berinteraksi
dengan semua struktur yang terkait baik itu secara
langsung maupun secara tidak langsung kepada
organisasi yang mereka pilih.
Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa
berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan.
Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih
mengetahui apa yanv terjadu serta hal -hal apa saja yang harus dilakukan.
Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau
perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang
mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada
kelompok dalam usaha mencapai tujuan.
Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya
berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi
dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran,
dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi
kelompok yang mendorongnya untuk memberikan
sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai
tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha
yang bersangkutan.
Unsur -unsur Partisipasi
Menuruth Keith Davis ada tiga unsur penting dari partisipasi, yaitu:
1. Unsur pertama, bahwa partisipasi atau
keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu
keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada
semata-mata atau hanya keterlibatan secara
jasmaniah.
2. Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu
sumbangan kepada usaha mencapai tujuan
kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang,
kesukarelaan untuk membantu kelompok.
3. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur
tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa
menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota
artinya ada rasa “ sense of belongingness ”.
Jenis -jenis Partisipasi
Keith Davis juga mengemukakan jenis -jenis partisipasi ,
yaitu sebagai berikut:
1. Pikiran (psychological participation )
2. Tenaga (physical partisipation)
3. Pikiran dan tenaga
4. Keahlian
5. Barang
6. Uang
Syarat-syarat Partisipasi
Agar suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan
dengan efektif, membutuhkan persyaratan - persyaratan
yang mutlak, yaitu:
A. Waktu, untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu.
Waktu yang dimaksudkan di sini adalah untuk
memahamai pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta.
B. Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang , hendaknya dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan efek negatif.
C. Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi dimana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi perhatiannnya.
D. Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk
berpartisipasi, dalam arti kata yang bersangkutan
memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman
yang sama dengan komunikator, dan kalupun
belum ada, maka unsur -unsur itu ditumbuhkan
oleh komunikator.
E. Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk
melakukan komunikasi timbal balik , misalnya
menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-
sama dipahami, sehingga tercipta pertukaran
pikiran yang efektif atau berhasil.
F. Para pihak yang bersangkutan bebas di dalam
melaksanakan peran serta tersebut sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan.
G. Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu
kegiatan hendaknya didasarkan kepada kebebasan
dalam kelompok , artinya tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak- pihak yang bersangkutan.
Hal ini didasarkan kepada prinsip bahwa partisipasi
adalah bersifat persuasif.
Partisipasi dalam organisasi menekankan pada
pembagian wewenang atau tugas- tugas dalam
melaksanakan kegiatannya dengan maksud
meningkatkan efektif tugas yang diberikan secara
terstruktur dan lebih jelas.
dengan semua struktur yang terkait baik itu secara
langsung maupun secara tidak langsung kepada
organisasi yang mereka pilih.
Agar dapat berinteraksi secara efektif setiap individu bisa
berpartisipasi pada organisasi yang bersangkutan.
Dengan berpartisipasi setiap individu dapat lebih
mengetahui apa yanv terjadu serta hal -hal apa saja yang harus dilakukan.
Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau
perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang
mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada
kelompok dalam usaha mencapai tujuan.
Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya
berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi
dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran,
dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi
kelompok yang mendorongnya untuk memberikan
sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai
tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha
yang bersangkutan.
Unsur -unsur Partisipasi
Menuruth Keith Davis ada tiga unsur penting dari partisipasi, yaitu:
1. Unsur pertama, bahwa partisipasi atau
keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu
keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada
semata-mata atau hanya keterlibatan secara
jasmaniah.
2. Unsur kedua adalah kesediaan memberi sesuatu
sumbangan kepada usaha mencapai tujuan
kelompok. Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang,
kesukarelaan untuk membantu kelompok.
3. Unsur ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur
tersebut merupakan segi yang menonjol dari rasa
menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota
artinya ada rasa “ sense of belongingness ”.
Jenis -jenis Partisipasi
Keith Davis juga mengemukakan jenis -jenis partisipasi ,
yaitu sebagai berikut:
1. Pikiran (psychological participation )
2. Tenaga (physical partisipation)
3. Pikiran dan tenaga
4. Keahlian
5. Barang
6. Uang
Syarat-syarat Partisipasi
Agar suatu partisipasi dalam organisasi dapat berjalan
dengan efektif, membutuhkan persyaratan - persyaratan
yang mutlak, yaitu:
A. Waktu, untuk dapat berpatisipasi diperlukan waktu.
Waktu yang dimaksudkan di sini adalah untuk
memahamai pesan yang disampaikan oleh pemimpin. Pesan tersebut mengandung informasi mengenai apa dan bagaimana serta mengapa diperlukan peran serta.
B. Bilamana dalam kegiatan partisipasi ini diperlukan dana perangsang , hendaknya dibatasi seperlunya agar tidak menimbulkan kesan “memanjakan”, yang akan menimbulkan efek negatif.
C. Subyek partisipasi hendaknya relevan atau berkaitan dengan organisasi dimana individu yang bersangkutan itu tergabung atau sesuatau yang menjadi perhatiannnya.
D. Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk
berpartisipasi, dalam arti kata yang bersangkutan
memiliki luas lingkup pemikiran dan pengalaman
yang sama dengan komunikator, dan kalupun
belum ada, maka unsur -unsur itu ditumbuhkan
oleh komunikator.
E. Partisipasi harus memiliki kemampuan untuk
melakukan komunikasi timbal balik , misalnya
menggunakan bahasa yang sama atau yang sama-
sama dipahami, sehingga tercipta pertukaran
pikiran yang efektif atau berhasil.
F. Para pihak yang bersangkutan bebas di dalam
melaksanakan peran serta tersebut sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan.
G. Bila partisipasi diadakan untuk menentukan suatu
kegiatan hendaknya didasarkan kepada kebebasan
dalam kelompok , artinya tidak dilakukan pemaksaan atau penekanan yang dapat menimbulkan ketegangan atau gangguan dalam pikiran atau jiwa pihak- pihak yang bersangkutan.
Hal ini didasarkan kepada prinsip bahwa partisipasi
adalah bersifat persuasif.
Partisipasi dalam organisasi menekankan pada
pembagian wewenang atau tugas- tugas dalam
melaksanakan kegiatannya dengan maksud
meningkatkan efektif tugas yang diberikan secara
terstruktur dan lebih jelas.
Komentar
Posting Komentar